Site icon FRIESIANEWS | Menyediakan Kabar Terkini Di Indonesia

Mimpi Buruk Penumpang Pesawat 5 Jam di Udara Terbang Tanpa Tujuan

Mimpi Buruk Penumpang Pesawat 5 Jam di Udara

Sebuah kejadian tak biasa dan menegangkan dialami oleh penumpang sebuah pesawat komersial yang terbang selama hampir lima jam tanpa kejelasan tujuan. Peristiwa yang terjadi pada awal pekan ini menjadi viral di media sosial dan menuai banyak perhatian publik, terutama para pengguna transportasi udara. Penumpang menyebut pengalaman tersebut sebagai “mimpi buruk di atas awan” karena mereka merasa seperti terjebak dalam penerbangan tanpa arah yang pasti.

Mimpi Buruk Penumpang Pesawat 5 Jam di Udara Terbang Tanpa Tujuan

Kronologi Penerbangan yang Tak Kunjung Mendarat

Insiden bermula saat pesawat yang dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Hasanuddin, Makassar, lepas landas tepat waktu sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, dalam waktu kurang dari dua jam, kru pesawat mengumumkan bahwa pesawat belum bisa mendarat karena kondisi cuaca buruk di tujuan.

Pilot kemudian mengambil keputusan untuk menunggu di udara, berharap cuaca membaik. Setelah berputar-putar di langit selama hampir satu jam, pesawat masih belum diberikan izin untuk mendarat. Keputusan selanjutnya adalah mengalihkan penerbangan ke bandara alternatif, namun ternyata keputusan itu juga dibatalkan karena alasan operasional.

Tak lama kemudian, pesawat kembali ke arah asal namun tidak mendarat. Penumpang menjadi panik dan bingung karena selama hampir lima jam, pesawat hanya berputar-putar di udara tanpa ada kejelasan kapan akan mendarat.

Reaksi Penumpang di Dalam Pesawat

Beberapa penumpang mulai merasa gelisah, bahkan ada yang mengalami sesak napas dan mual akibat turbulensi ringan yang terjadi selama penerbangan tersebut. Sejumlah penumpang mengeluhkan minimnya informasi dari kru kabin selama situasi itu berlangsung.

“Kami hanya diberi tahu bahwa cuaca di tujuan tidak memungkinkan untuk mendarat. Tapi setelah itu, tidak ada info apapun. Kami terbang terus tanpa tahu mau ke mana,” ujar seorang penumpang bernama Rani, saat diwawancarai setelah pesawat akhirnya mendarat.

Bahkan beberapa penumpang menyatakan bahwa makanan dan minuman yang tersedia di dalam pesawat mulai menipis. Sementara beberapa lainnya berusaha tetap tenang meskipun wajah cemas tak bisa disembunyikan.

Tanggapan dari Maskapai

Pihak maskapai akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Mereka menyatakan bahwa keputusan untuk tetap terbang selama beberapa jam merupakan hasil koordinasi dengan otoritas penerbangan dan bandara tujuan yang tidak memungkinkan untuk menerima pendaratan pada saat itu.

“Keselamatan penumpang adalah prioritas utama kami. Pilot kami memutuskan untuk tetap mengudara sambil menunggu kondisi aman untuk pendaratan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tulis perwakilan maskapai melalui akun media sosial resminya.

Mereka juga menambahkan bahwa para penumpang akan mendapatkan kompensasi berupa voucher perjalanan dan makanan sebagai bentuk tanggung jawab dari pihak maskapai.

Baca juga:Viral Wanita Hamil Ngotot Pindah ke First Class Pesawat, Tiketnya Ekonomi

Tinjauan dari Otoritas Penerbangan

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan internal terhadap kejadian tersebut. Mereka ingin memastikan apakah keputusan pilot dan maskapai sesuai dengan prosedur keselamatan penerbangan.

“Kami akan memeriksa flight log, komunikasi antara ATC dan pilot, serta laporan dari awak kabin. Kejadian ini tidak bisa dianggap enteng karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan penumpang,” ujar juru bicara dari Ditjen Perhubungan Udara.

Jika ditemukan pelanggaran atau kelalaian, sanksi bisa dijatuhkan kepada pihak maskapai atau pihak terkait lainnya.

Dampak Psikologis pada Penumpang

Meski tak ada korban luka atau jiwa dalam insiden ini, beberapa penumpang mengaku mengalami trauma ringan. Mereka mengaku khawatir dan tidak ingin terbang dalam waktu dekat.

“Saya sudah beberapa kali naik pesawat, tapi ini pertama kali saya merasa benar-benar takut. Lima jam di udara tanpa tujuan itu seperti mimpi buruk,” kata Hendri, penumpang lainnya.

Seorang psikolog transportasi menyarankan agar maskapai menyediakan layanan dukungan psikologis atau hotline bagi penumpang yang merasa terdampak secara mental dari pengalaman tersebut.

Kesimpulan

Insiden penerbangan yang berlangsung selama lima jam tanpa kejelasan mendarat ini menjadi pelajaran penting bagi dunia penerbangan. Meski alasan keselamatan menjadi faktor utama, komunikasi yang buruk kepada penumpang serta minimnya informasi membuat situasi menjadi jauh lebih buruk.

Diperlukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.

Exit mobile version