Banjir Bandang Desa Wombo di Donggala Imbas Air Sungai Meluap

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, selama beberapa hari terakhir

menyebabkan luapan sungai yang berujung pada banjir bandang di Desa Wombo. Peristiwa ini terjadi pada Senin malam, 27 Mei 2025

dan membuat puluhan rumah warga terendam air dan lumpur.

Selain kerusakan infrastruktur banjir bandang juga memaksa ratusan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Desa Wombo, yang berada di wilayah dataran rendah, menjadi salah satu titik rawan bencana setiap musim hujan tiba.

Luapan sungai yang membelah desa tersebut kali ini membawa material lumpur, kayu, dan batu yang memperparah kondisi kerusakan.


Kronologi Kejadian: Dari Hujan Deras hingga Luapan Sungai

Banjir bandang yang melanda Desa Wombo dipicu oleh intensitas hujan yang sangat tinggi sejak Minggu malam.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat, curah hujan dalam dua hari terakhir mencapai lebih dari 150 mm.

Kondisi ini menyebabkan sungai utama yang melintasi desa tidak mampu menampung debit air yang besar.

Sekitar pukul 21.00 WITA, air sungai mulai meluap dan menerjang permukiman warga.

Dalam hitungan menit, banjir bercampur lumpur dengan arus deras masuk ke rumah-rumah.

Warga panik dan berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi, sebagian besar mengungsi ke balai desa dan rumah warga lain yang berada di lokasi yang aman.


Dampak Kerusakan dan Jumlah Pengungsi

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Donggala, lebih dari 80 rumah terdampak

langsung oleh banjir bandang. Beberapa rumah rusak berat, dengan dinding jebol dan perabot rumah hanyut terbawa arus.

Fasilitas umum seperti sekolah dasar dan masjid juga dilaporkan terendam.

Selain itu, terdapat sekitar 300 jiwa yang mengungsi ke posko darurat.

Pemerintah daerah telah mengaktifkan sistem tanggap darurat dan mendirikan tenda-tenda pengungsian, menyediakan logistik seperti makanan siap saji, air bersih, dan selimut untuk para korban.

Belum ada laporan korban jiwa, namun beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa puing bangunan.


Tanggapan Pemerintah dan Tim Tanggap Darurat

Bupati Donggala, yang turun langsung ke lokasi pada pagi hari berikutnya, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyatakan bahwa pemerintah daerah akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk membantu pemulihan. BPBD, TNI, dan relawan gabungan bergerak cepat membersihkan lumpur dan mendistribusikan bantuan logistik.

“Kami akan pastikan seluruh warga terdampak mendapatkan bantuan yang layak dan segera memperbaiki akses jalan serta fasilitas umum yang rusak,” ujar Bupati dalam konferensi pers di lokasi pengungsian.

Sementara itu, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan turut memberikan layanan trauma healing dan pemeriksaan kesehatan kepada warga, terutama anak-anak dan lansia, yang rentan terdampak secara psikologis dan fisik.


Ancaman Banjir Susulan dan Peringatan Dini

BMKG memperingatkan adanya potensi hujan lanjutan dalam dua hari ke depan. Hal ini membuka kemungkinan terjadinya banjir susulan jika sistem drainase dan aliran sungai belum sepenuhnya pulih. Warga diminta untuk tetap waspada dan tidak kembali ke rumah mereka sebelum kondisi dinyatakan aman.

Tim SAR dan relawan tetap bersiaga di titik-titik rawan untuk membantu evakuasi bila dibutuhkan. BPBD juga mengimbau masyarakat untuk memperhatikan informasi resmi dan tidak menyebarkan berita bohong (hoaks) yang dapat memperkeruh situasi.


Upaya Jangka Panjang Mitigasi Bencana

Peristiwa banjir bandang di Desa Wombo ini kembali menegaskan pentingnya upaya mitigasi bencana jangka panjang

terutama di daerah yang sering dilanda bencana hidrometeorologi. Pemerintah daerah dan pusat perlu bekerja sama dalam membangun tanggul sungai, memperbaiki tata kelola hutan di hulu sungai, serta menata kembali permukiman warga yang berada di zona merah.

Sejumlah ahli lingkungan juga menyarankan adanya program reboisasi di area yang mengalami degradasi lahan.

Selain itu, sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat harus ditingkatkan agar warga lebih siap menghadapi bencana secara mandiri.

Baca juga:Longsor di Nagreg Jabar Timpa Rumah-Kantor Desa, 3 Orang Luka


Kesimpulan: Solidaritas dan Ketahanan Masyarakat Diuji

Banjir bandang di Desa Wombo, Donggala, menjadi pengingat bahwa ancaman bencana

dapat datang kapan saja, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem. Di tengah keterbatasan, solidaritas

antarwarga dan respon cepat dari aparat menjadi kunci dalam meminimalkan korban.

Ke depan, langkah-langkah konkret dalam penanganan lingkungan,

pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta kesiapsiagaan masyarakat akan

menentukan seberapa kuat kita dalam menghadapi bencana serupa.

Pemerintah, komunitas lokal, dan seluruh elemen masyarakat perlu bersinergi agar peristiwa seperti ini tidak terus berulang.

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *