Al Haris Sampaikan Isu Karhutla dan Bencana Alam di BNPB-Butuh Bantuan Pusat
Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi mengunjungi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta untuk menyampaikan
langsung kondisi terkini mengenai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta sejumlah bencana alam yang melanda wilayahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Al Haris menekankan pentingnya dukungan pemerintah pusat
baik dalam bentuk anggaran, logistik, maupun personel, guna memperkuat penanganan bencana di Provinsi Jambi.
Kunjungan ini menjadi langkah strategis dalam membangun sinergi antara pemerintah daerah dan pusat
khususnya mengingat prediksi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun.
Karhutla Jadi Ancaman Serius di Jambi
Dalam paparannya, Al Haris menyebut bahwa karhutla di Jambi semakin menjadi perhatian seiring datangnya musim kemarau.
Beberapa titik rawan kebakaran telah terdeteksi di wilayah Muaro Jambi, Tanjab Barat, dan Tanjab Timur.
Ia menjelaskan bahwa jika tidak segera diantisipasi, karhutla tidak hanya mengancam ekosistem dan sektor pertanian, tetapi juga kesehatan masyarakat akibat kabut asap.
Ia pun menegaskan bahwa pemerintah daerah telah melakukan berbagai langkah pencegahan seperti patroli
terpadu pemantauan titik api melalui satelit serta kampanye larangan membakar lahan. Namun, keterbatasan alat dan personel di lapangan menjadi kendala utama dalam pengendalian kebakaran hutan secara efektif.
Banjir dan Longsor Juga Perlu Penanganan Khusus
Selain karhutla, Al Haris juga menyampaikan bahwa wilayah Jambi kerap dilanda banjir dan tanah longsor saat musim hujan tiba.
Beberapa daerah rawan longsor seperti Kerinci dan Merangin menjadi perhatian khusus karena mengancam keselamatan warga dan infrastruktur vital.
Dalam hal ini, ia meminta bantuan BNPB untuk mendukung pembangunan infrastruktur pengendali banjir, serta peralatan evakuasi darurat.
Menurutnya, penanganan bencana alam harus dilakukan secara komprehensif
tidak hanya saat bencana terjadi tetapi juga dalam bentuk edukasi dan penguatan kesiapsiagaan masyarakat.
Permintaan Bantuan Pusat: Logistik dan Teknologi
Dalam dialog dengan Kepala BNPB, Al Haris mengajukan permintaan bantuan berupa helikopter water bombing
alat pemantauan titik api, serta penambahan personel relawan dan TNI/Polri yang ditempatkan di daerah rawan bencana.
Ia juga meminta agar dana siap pakai (DSP) dari BNPB dapat segera dicairkan untuk mendukung operasional penanggulangan bencana secara cepat.
Selain itu, Al Haris juga berharap adanya pelatihan teknologi mitigasi bencana untuk aparatur
daerah dan masyarakat lokal, agar penanganan bencana bisa dilakukan lebih responsif dan berbasis data.
Respons BNPB: Siap Bekerja Sama dengan Daerah
Menanggapi permintaan tersebut, pihak BNPB menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi dan mendukung penuh pemerintah Provinsi Jambi.
Kepala BNPB menyebut bahwa Jambi merupakan salah satu provinsi prioritas dalam program
nasional penanggulangan bencana, terutama terkait karhutla yang setiap tahun menjadi ancaman nyata.
BNPB juga akan melakukan pemetaan ulang terhadap wilayah rawan bencana di Jambi dan mengirimkan tim
teknis ke lapangan untuk meninjau kebutuhan yang paling mendesak. Bantuan logistik tahap awal dipastikan segera dikirim
sementara permintaan dukungan helikopter akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
Baca juga: Israel Bilang Serangannya Menghambat Proyek Nuklir Iran Beberapa Tahun
Penutup: Kolaborasi Jadi Kunci Mitigasi Bencana
Pertemuan antara Gubernur Al Haris dan BNPB mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman
bencana alam secara terstruktur dan terencana. Dalam konteks perubahan iklim yang semakin ekstrem, sinergi antara pusat dan daerah menjadi mutlak diperlukan.
Al Haris berharap bahwa upaya ini akan memperkuat sistem mitigasi dan tanggap darurat di Jambi, sehingga masyarakat
dapat lebih terlindungi dari risiko bencana. Dengan dukungan penuh dari BNPB, diharapkan seluruh wilayah terdampak
di Jambi bisa segera mendapatkan penanganan yang optimal.