Longsor Timpa Rumah Warga di Tanjabbar, Dua Bocah Tewas Tertimbun
Bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa dini hari saat sebagian besar warga masih terlelap.
Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama berjam-jam, menyebabkan pergerakan tanah di daerah lereng dan pemukiman padat penduduk.
Salah satu rumah warga yang berada di Desa Rantau Badak Luar menjadi sasaran longsoran tanah.
Rumah semi permanen tersebut langsung tertimbun material tanah dan batu.
Di dalam rumah itu, terdapat dua bocah berusia 7 dan 9 tahun yang tertidur lelap. Keduanya tidak sempat menyelamatkan diri ketika longsoran datang secara tiba-tiba.
Longsor Timpa Rumah Warga di Tanjabbar, Dua Bocah Tewas Tertimbun
Begitu mendapat laporan dari warga, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan setempat langsung menuju lokasi kejadian.
Dengan penerangan seadanya dan peralatan manual, mereka mulai menggali timbunan tanah
Setelah beberapa jam proses evakuasi dilakukan, kedua bocah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Tangis dan duka mendalam menyelimuti keluarga korban dan masyarakat sekitar.
Warga menyebutkan bahwa kedua bocah tersebut adalah anak yang aktif dan dikenal baik di lingkungan mereka.
Penyebab Longsor dan Kondisi Geografis
Menurut keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjabbar, penyebab utama longsor ini adalah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama lebih dari 8 jam.
Kondisi tanah yang labil dan kemiringan lereng turut memperparah situasi.
Beberapa pemukiman warga memang berada di daerah rawan longsor yang seharusnya tidak digunakan sebagai tempat tinggal permanen.
Pihak berwenang mengakui bahwa peringatan dini memang belum dilakukan secara maksimal di daerah tersebut karena keterbatasan alat dan data geologi yang belum diperbarui.
Imbauan Pemerintah dan Tindakan Lanjutan
Pemerintah daerah melalui BPBD mengimbau warga yang tinggal di sekitar lereng bukit untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim hujan.
Saat ini, pemerintah sedang mempertimbangkan opsi relokasi bagi keluarga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Selain itu, Dinas Sosial juga telah memberikan bantuan sementara berupa logistik, tenda, dan kebutuhan pokok lainnya untuk keluarga korban dan warga yang terdampak.
Dinas Pekerjaan Umum juga diturunkan untuk membersihkan material longsoran yang masih menutup sebagian akses jalan desa.
Kesaksian Warga Sekitar
Sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi mengaku mendengar suara gemuruh sebelum longsor terjadi.
Namun, karena waktu kejadian yang masih dini hari, banyak yang tidak menyadari bahwa bencana sudah menghantam hingga akhirnya mendengar teriakan dari rumah yang tertimpa.
“Awalnya kami kira itu suara petir atau angin. Tapi ternyata, rumah tetangga sudah tertimbun tanah,” ujar salah satu warga.
Pentingnya Mitigasi Bencana Dini
Peristiwa tragis ini kembali mengingatkan pentingnya edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan longsor.
Sosialisasi tentang langkah-langkah evakuasi, pemetaan zona rawan bencana, serta sistem peringatan dini harus segera ditingkatkan oleh pihak berwenang.
Dengan adanya upaya bersama antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan kejadian serupa tidak terulang dan nyawa bisa diselamatkan lebih dini.
Keselamatan warga harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan daerah.
Baca juga: Keluarga Yakin Diplomat ADP Tidak Lakukan Bunuh Diri