Kisah Batu Letusan Gunung Galunggung Terlempar sampai ke Tasikmalaya
Gunung Galunggung, yang terletak di Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia.
Letusannya yang paling dikenang terjadi pada tahun 1982, dan telah menjadi salah satu peristiwa geologi paling besar di Indonesia.
Letusan tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan besar di sekitar gunung tetapi juga menyisakan kisah menakjubkan — salah satunya adalah batu letusan yang terlempar hingga ke wilayah Tasikmalaya.
Batu Terlempar Jauh: Fakta atau Mitos?
Salah satu cerita paling mencolok dari letusan Gunung Galunggung adalah adanya batu besar yang terlempar sejauh puluhan kilometer dan mendarat di Tasikmalaya.
Kisah ini beredar luas di masyarakat, bahkan masih dipercaya hingga kini.
Dalam berbagai catatan warga, batu besar ini diyakini berasal dari puncak Galunggung dan ditemukan tertanam di ladang atau halaman rumah warga.
Beberapa geolog menyatakan bahwa, meski terdengar luar biasa, secara ilmiah letusan eksplosif memang memungkinkan mengangkat material hingga puluhan kilometer
jauhnya, tergantung kekuatan letusannya. Letusan Gunung Galunggung tahun 1982 tergolong besar, dengan indeks
VEI (Volcanic Explosivity Index) mencapai 4, yang mampu melemparkan batuan vulkanik dan debu hingga ke atmosfer tinggi.
Dampak Letusan Terhadap Lingkungan Sekitar
Letusan besar Gunung Galunggung mengubah lanskap secara signifikan. Aliran lahar dan abu panas menghancurkan desa-desa sekitar, menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Vegetasi hancur, aliran sungai tersumbat oleh material vulkanik, dan udara tercemar oleh abu.
Di Tasikmalaya sendiri, hujan abu berlangsung berhari-hari, menutupi jalanan, rumah, dan sawah. Aktivitas ekonomi dan sosial lumpuh seketika.
Sebagian besar kerusakan terjadi di wilayah kaki gunung, namun dampaknya terasa hingga radius lebih dari 50 kilometer.
Batu besar yang ditemukan di Tasikmalaya menjadi simbol dari betapa dahsyatnya kekuatan letusan tersebut.
Warga Menjadikan Batu Sebagai Monumen Alam
Di beberapa lokasi, batu besar yang diyakini berasal dari letusan Galunggung dijadikan penanda sejarah.
Warga lokal bahkan membangun tugu atau prasasti kecil sebagai bentuk penghormatan dan pengingat terhadap bencana tersebut.
Batu itu dianggap memiliki nilai historis dan spiritual — tidak sedikit pula yang percaya batu tersebut memiliki unsur mistis.
Selain sebagai simbol kekuatan alam, batu itu juga menjadi daya tarik wisatawan lokal yang tertarik dengan cerita letusan Galunggung.
Mereka datang untuk melihat langsung dan mendengar kisah warga yang menyaksikan langsung dampak letusan.
Pelajaran dari Letusan Galunggung
Letusan Gunung Galunggung menjadi pengingat bahwa Indonesia sebagai negara cincin api (ring of fire) memiliki risiko
bencana vulkanik yang tinggi. Dari peristiwa ini, masyarakat dan pemerintah semakin sadar pentingnya sistem mitigasi bencana, peringatan dini, dan edukasi kebencanaan.
BNPB dan PVMBG kini terus memantau aktivitas gunung berapi, termasuk Galunggung, yang masih berstatus aktif.
Pemerintah juga menggencarkan pelatihan evakuasi bagi masyarakat sekitar gunung
serta membangun infrastruktur pendukung yang lebih baik untuk mengurangi dampak jika terjadi letusan serupa.
Galunggung Hari Ini: Tenang Tapi Tetap Diwaspadai
Hingga kini, Gunung Galunggung masih menunjukkan aktivitas vulkanik meski tergolong rendah.
Wisatawan bisa mendaki ke kawahnya dan melihat panorama alam serta jejak letusan yang masih terlihat jelas.
Meski indah dan menawan, Galunggung tetap menyimpan potensi bahaya yang sewaktu-waktu bisa muncul.
Penting bagi kita untuk tidak melupakan sejarah — termasuk batu yang terlempar jauh ke Tasikmalaya sebagai pengingat bahwa kekuatan alam mampu mengubah kehidupan dalam sekejap.
Baca juga: Keluarga Yakin Diplomat ADP Tidak Lakukan Bunuh Diri