BIG Sebut Jumlah Pulau di Indonesia Berpotensi Bertambah
JAKARTA, friesiannews.com – Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Muh Aris Marfai, menyampaikan bahwa jumlah pulau di Indonesia
bersifat dinamis dan berpotensi terus bertambah.
Kami secara bertahap menginventarisasi dan mengidentifikasi pulau melalui citra satelit,” ujar Aris di Jakarta, Kamis (12/12/2024). BIG, kata Aris, berfokus pada penyusunan daftar pulau berdasarkan empat
kriteria: tidak tenggelam saat pasang maksimum, memiliki nama, memiliki koordinat, dan tidak sedang dalam sengketa.
Pulau-pulau yang belum memiliki nama akan diproses lebih lanjut, sehingga kemungkinan besar jumlahnya akan meningkat di tahun depan.
Pulau yang hilang juga bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti abrasi,
penurunan tanah (land subsidence), atau bergabungnya dua pulau akibat sedimentasi,” jelas Aris.
Aris memberikan contoh potensi penyatuan antara Cilacap dan Nusa
Kambangan di masa depan karena faktor alam tertentu.
‘Misalnya, Cilacap dan Nusa Kambangan yang secara perlahan bisa bergabung, sehingga penamaannya bisa digabungkan,’ katanya.
Dia juga menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021, jumlah pulau di Indonesia tercatat sebanyak 17.000, meningkat menjadi 17.024 pada 2022, dan terus bertambah menjadi 17.374 pada 2023.
Saat ini, BIG telah menginventarisasi 17.380 nama pulau yang memiliki koordinat, sehingga data
ini sudah terverifikasi dan tidak tumpang tindih,” ujar Aris. Penambahan
jumlah pulau tersebut terjadi karena ada pulau yang sebelumnya tidak memiliki nama, koordinat, atau merupakan pulau yang terisolasi.
Aris juga menjelaskan bahwa mereka menghadapi tantangan dalam penamaan
wilayah dan perumahan, yang memerlukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Nama perumahan nantinya akan disesuaikan dalam peta skala tertentu, terutama untuk mendukung program smart city,’ tambahnya.
Untuk mendukung pengelolaan data geospasial nasional, BIG menargetkan penyelesaian
peta skala detail dalam tiga tahun ke depan. Selain itu, BIG juga berencana
bekerja sama dengan Google Maps guna memastikan bahwa data yang
digunakan di Indonesia sesuai dengan data resmi yang dimiliki oleh BIG.
Aris menambahkan bahwa kerja sama ini akan memastikan keakuratan dan konsistensi data geospasial di seluruh Indonesia.
Dengan adanya peta skala detail yang selesai dalam waktu tiga tahun, diharapkan akan meningkatkan kualitas layanan publik, perencanaan pembangunan, serta mendukung kebijakan nasional terkait pengelolaan sumber daya alam dan infrastruktur.