Kepanikan Warga Myanmar Diguncang Gempa M 7,7, Bangunan Roboh

Kepanikan Warga Myanmar Diguncang Gempa M 7,7, Bangunan Roboh

Kepanikan Warga Myanmar Diguncang Gempa M 7,7, Bangunan Roboh

Pada Jumat, 28 Maret 2025, gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter mengguncang wilayah Sagaing dekat kota Mandalay, Myanmar. Gempa ini tidak hanya menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan infrastruktur, tetapi juga memicu kepanikan luar biasa di kalangan warga. Ratusan orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Sementara itu, tim penyelamat masih berjuang keras mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Bangunan Roboh dan Korban Jiwa

Kepanikan Warga Myanmar Diguncang Gempa M 7,7, Bangunan Roboh

Guncangan hebat dari gempa ini menyebabkan banyak gedung bertingkat roboh, termasuk fasilitas umum dan perumahan. Di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, beberapa bangunan yang digunakan sebagai asrama pegawai negeri sipil dilaporkan hancur. Kru penyelamat terus berupaya menarik korban yang terjebak di bawah puing-puing. Hingga saat ini, lebih dari 1.002 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara lebih dari 2.300 orang mengalami luka-luka. Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah seiring upaya penyelamatan yang berjalan.

Lokasi Gempa dan Aktivitas Seismik

Myanmar merupakan negara yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng India dan Lempeng Eurasia. Menurut Profesor Joanna Faure Walker dari University College London, pergerakan lempeng yang terjadi secara horizontal ini menyebabkan jenis gempa “strike slip”, yang meskipun tidak sekuat gempa subduksi, tetap dapat mencapai kekuatan 7 hingga 8 SR.

Ahli gempa bumi lainnya, Roger Musson dari British Geological Survey, mengungkapkan bahwa gempa ini sangat merusak karena pusat gempa berada pada kedalaman yang dangkal, yakni sekitar 10 km di bawah permukaan tanah. Hal ini menyebabkan gelombang seismik tetap kuat ketika mencapai permukaan, sehingga merobohkan bangunan di sekitar pusat gempa.

Dampak di Negara Tetangga

Selain Myanmar, gempa ini juga terasa hingga negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Thailand. Di Bangkok, setidaknya sembilan orang dilaporkan tewas akibat runtuhnya gedung bertingkat yang masih dalam tahap konstruksi. Selain itu, gempa juga terasa hingga Kamboja, India, Bangladesh, dan beberapa wilayah di China seperti Yunnan dan Sichuan.

Bantuan Internasional dan Upaya Penyelamatan

Pasca gempa, beberapa negara seperti India, Prancis, dan Uni Eropa segera menawarkan bantuan. Pemerintah Amerika Serikat juga menyatakan kesiapan untuk mendukung proses evakuasi dan pemulihan. Namun, situasi politik di Myanmar pasca kudeta militer membuat akses bantuan menjadi terhambat. Amnesty International menyatakan bahwa akses informasi masih terbatas sehingga sulit mendapatkan gambaran utuh tentang kerusakan dan jumlah korban.

Baca juga:Waspada Sepanjang Jalur Mudik Cianjur Rawan Bencana

Akses Bantuan Terhambat Konflik Politik

Gempa ini terjadi pada saat Myanmar tengah dilanda konflik politik yang berkepanjangan setelah penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada tahun 2021. Junta militer yang berkuasa belum mampu memperbaiki kondisi negara, bahkan cenderung memperburuk situasi ekonomi dan sosial. Dalam kondisi seperti ini, bantuan dari komunitas internasional sangat diperlukan untuk mengatasi dampak bencana alam.

Kesaksian Warga

Seorang warga Mandalay bernama Than Shwe menceritakan kepanikan yang terjadi saat gempa melanda. “Saya sedang berada di dalam rumah ketika tiba-tiba semuanya berguncang hebat. Barang-barang berjatuhan, dan saya melihat bangunan di sekitar ambruk. Kami berlari keluar sambil berdoa agar semuanya selamat,” ujarnya dengan nada gemetar.

Tanggapan Pemerintah dan Pakar

Pemerintah Myanmar melalui juru bicara militer menyatakan bahwa upaya penyelamatan terus dilakukan meskipun mengalami hambatan logistik. Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan yang masih mungkin terjadi. Pakar gempa bumi memperingatkan bahwa gempa dengan kedalaman dangkal seperti ini berpotensi menimbulkan gempa susulan yang cukup kuat.

Kesimpulan

Gempa bumi berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang Myanmar dan Thailand pada Jumat, 28 Maret 2025, telah menyebabkan kerusakan masif dan menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. Selain menghancurkan infrastruktur, bencana ini juga memperparah situasi politik dan sosial yang sudah rentan sebelumnya. Bantuan internasional sangat dibutuhkan untuk memulihkan keadaan serta membantu para korban yang terdampak langsung oleh bencana ini.

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *