Pergerakan Tanah di Patakaharja Ciamis, 6 Rumah Warga Terancam
Pergerakan tanah terjadi di Dusun Kowari, Desa Patakaharja, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Fenomena ini mulai terlihat pada Kamis (23/1/2025) malam, dengan retakan tanah yang terus meluas hingga saat ini. Peristiwa tersebut tidak hanya mengancam enam rumah warga, tetapi juga merusak area persawahan, kolam ikan, dan kandang ternak.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, penyebab pergerakan tanah diduga dipicu oleh curah hujan tinggi, struktur tanah yang labil, serta topografi dengan lereng yang curam. “Salah satu faktornya diduga adanya lahan basah (pesawahan) di atas lereng turut memperparah situasi pergerakan tanah,” ungkap Ani, Sabtu (25/1/2025).
Enam rumah warga yang terancam tersebut adalah milik:
- Carwita (1 KK, 4 jiwa),
- Kosasih (1 KK, 3 jiwa),
- Ismail (1 KK, 3 jiwa),
- Abdulloh (1 KK, 3 jiwa),
- Suryadi (1 KK, 3 jiwa),
- Dudung (1 KK, 2 jiwa).
Langkah Penanganan dan Antisipasi dari BPBD dan Pemerintah Desa
1. Upaya Penanganan Cepat
BPBD Ciamis telah melakukan langkah cepat dengan mendatangi lokasi kejadian, melakukan asesmen, serta mendistribusikan bantuan logistik. Bantuan yang diberikan mencakup karung, terpal, dan sembako untuk mendukung kebutuhan warga terdampak. Selain itu, rumah kepala dusun telah disiapkan sebagai tempat evakuasi sementara jika situasi semakin memburuk.
“Saat ini belum ada warga yang mengungsi. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan bersiap mengungsi jika hujan deras kembali mengguyur,” tambah Ani.
Selain itu, masyarakat bersama-sama bergotong royong menutup retakan tanah menggunakan material lokal untuk mencegah perluasan pergerakan tanah. Lahan basah yang menjadi salah satu penyebab pergerakan tanah juga mulai dikeringkan untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
2. Dampak Pergerakan Tanah
Selain mengancam rumah warga, pergerakan tanah di Dusun Kowari juga menyebabkan akses jalan lingkungan terputus. Beberapa area persawahan dan kolam ikan yang menjadi sumber penghidupan warga turut mengalami kerusakan. Warga berharap adanya bantuan lebih lanjut untuk memulihkan kondisi lingkungan mereka.
3. Rencana Kajian Geologi
Kepala Desa Patakaharja, Mochamad Dahlan, mengonfirmasi bahwa fenomena pergerakan tanah ini pernah terjadi 12 tahun lalu. Untuk mengantisipasi dampak jangka panjang, Pemerintah Desa Patakaharja telah mengajukan permohonan kajian geologi untuk mengetahui solusi permanen terkait permasalahan ini.
Pergerakan tanah cukup luas. Warga sudah bergotong royong menutup retakan tanah. Ini pernah terjadi 12 tahun kebelakang. Saat ini kami dari Pemerintah Desa Patakaharja telah mengajukan untuk kajian geologi,” ujar Dahlan.
Pentingnya Waspada dan Mitigasi Bencana
Pergerakan tanah di Patakaharja, Ciamis, menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan masyarakat di daerah rawan bencana. BPBD Ciamis bersama warga setempat telah mengambil langkah-langkah antisipasi, seperti menutup retakan tanah dan menyiapkan tempat evakuasi sementara. Namun, kajian geologi yang diajukan oleh pemerintah desa menjadi kunci untuk memahami penyebab dan solusi jangka panjang atas masalah ini.
Masyarakat setempat diimbau untuk terus memantau perkembangan dan melaporkan setiap tanda-tanda pergerakan tanah lebih lanjut. Langkah cepat dalam penanganan bencana dan kolaborasi antara pemerintah serta masyarakat menjadi kunci untuk meminimalkan dampak dari fenomena alam ini.