Program MBG di Sikka Baru Jangkau 7 Sekolah
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto telah mulai berjalan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, hingga pertengahan Februari 2025, program ini baru menjangkau tujuh sekolah di wilayah tersebut.

Menurut laporan Komandan Distrik Militer (Dandim) 1603 Sikka, Letkol Arm Denny Riesta Permana, implementasi program MBG masih dalam tahap awal dengan cakupan yang masih terbatas. Namun, ia optimistis bahwa dalam waktu dekat, cakupan program ini akan diperluas seiring dengan pembangunan dapur umum tambahan di beberapa titik strategis.
“Sejauh ini sudah tujuh sekolah di Kabupaten Sikka yang menerima program MBG,” ujar Denny setelah meninjau pelaksanaan program di SMP Katolik Frater Maumere, Selasa (18/2/2025).
Tujuh sekolah yang telah menerima manfaat dari program ini antara lain:
- SD Inpres Kota Uneng
- SD Katolik Inpres Sinde Kabor
- SMP Katolik Frater Maumere
- SMA Katolik Frater Maumere
- SMK Santa Mathilda Maumere
- SMP Seminari Bunda Segala Bangsa
- SMA Seminari Bunda Segala Bangsa
Dampak Program MBG bagi Siswa dan Pendidikan di Sikka
Sebagai program nasional, MBG memiliki dampak besar terhadap kesehatan, gizi anak sekolah, serta kualitas pendidikan di daerah penerima. Dengan menyediakan makan siang gratis dan bergizi, program ini bertujuan untuk mengurangi angka malnutrisi, meningkatkan konsentrasi belajar siswa, serta mendukung perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Beberapa dampak positif yang mulai dirasakan oleh sekolah penerima manfaat MBG di Kabupaten Sikka antara lain:
-
Peningkatan Konsentrasi dan Performa Akademik
- Anak-anak yang mendapatkan asupan gizi seimbang lebih mampu berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.
- Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki nutrisi cukup menunjukkan performa akademik yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang mengalami kekurangan gizi.
-
Mengurangi Angka Ketidakhadiran Siswa
- Salah satu tantangan pendidikan di daerah terpencil seperti Sikka adalah tingginya angka absensi siswa akibat keterbatasan ekonomi dan kurangnya makanan bergizi di rumah.
- Dengan adanya MBG, siswa lebih termotivasi untuk datang ke sekolah karena mereka dijamin mendapatkan makan siang yang sehat dan bergizi.
-
Menurunkan Angka Stunting dan Malnutrisi
- Kabupaten Sikka, seperti banyak wilayah lain di Nusa Tenggara Timur, memiliki angka stunting yang cukup tinggi akibat ketidakseimbangan nutrisi dalam makanan sehari-hari.
- MBG berkontribusi dalam penurunan angka stunting dengan memberikan makanan kaya protein, vitamin, dan mineral bagi anak-anak.
-
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat Lokal
- Program MBG tidak hanya membantu anak-anak sekolah, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, terutama dalam pembangunan dan pengelolaan dapur umum yang menyuplai makanan ke sekolah-sekolah penerima.
- Dengan adanya dapur umum, ada peningkatan permintaan bahan pangan dari petani dan peternak lokal, sehingga secara tidak langsung program ini mendukung perekonomian daerah.
Tantangan Implementasi di Kabupaten Sikka
Meskipun manfaatnya sangat besar, implementasi MBG di Kabupaten Sikka menghadapi beberapa tantangan yang perlu segera diatasi agar cakupan program bisa diperluas ke lebih banyak sekolah.
-
Terbatasnya Infrastruktur Dapur Umum
- Saat ini, hanya ada satu dapur umum yang digunakan untuk menyiapkan makanan bagi tujuh sekolah penerima program MBG.
- Letak geografis yang cukup jauh antar sekolah membuat distribusi makanan menjadi tantangan tersendiri.
- Pemerintah daerah dan TNI berencana membangun lebih banyak dapur umum di berbagai titik untuk mempercepat distribusi makanan ke sekolah-sekolah lain.
-
Keterbatasan Anggaran dan Logistik
- Penyediaan bahan makanan yang sesuai dengan standar gizi nasional membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
- Biaya transportasi bahan pangan ke wilayah terpencil di Kabupaten Sikka juga menjadi kendala karena akses jalan yang masih terbatas.
-
Koordinasi dengan Pihak Sekolah dan Pemangku Kepentingan
- Agar program MBG berjalan dengan optimal, dibutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, serta masyarakat.
- Perlu adanya pelatihan bagi pengelola dapur umum agar makanan yang disajikan sesuai dengan standar gizi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Target Perluasan dan Masa Depan Program MBG
BACA JUGA :Program Seragam Sekolah Gratis, Mukomuko
Meskipun saat ini MBG di Sikka baru menjangkau 7 sekolah, target pemerintah adalah agar seluruh
sekolah di Kabupaten Sikka dapat menikmati program ini dalam beberapa bulan ke depan.
Dandim 1603 Sikka, Letkol Arm Denny Riesta Permana, menyatakan bahwa perluasan program MBG bergantung pada jumlah dapur umum yang akan dibangun.
“Akan selalu bertambah berhubungan dengan jumlah dapur yang dibangun. Jadi bukan hanya satu (dapur) saja. Akan banyak dapur yang akan dibangun di wilayah Kabupaten Sikka,” kata Denny.
Secara nasional, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius untuk program MBG.
Dalam pidatonya di HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Bogor, Sabtu (15/2/2025), ia menyampaikan bahwa jumlah anak-anak yang telah menerima manfaat dari MBG telah mencapai 770.000 anak.
Berikut adalah target nasional Program MBG yang dicanangkan pemerintah:
- Akhir Februari 2025: 1 juta anak menerima manfaat MBG
- Juli 2025: 6 juta anak mendapatkan makan siang bergizi gratis
- Tahun-tahun mendatang: Program MBG diharapkan menjangkau seluruh anak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil dan tertinggal
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sikka merupakan bagian dari upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan siswa, mengurangi angka stunting, serta memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Meskipun saat ini program ini baru menjangkau 7 sekolah, dengan perencanaan yang matang dan dukungan
dari berbagai pihak, MBG berpotensi menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan
kualitas hidup anak-anak di Sikka dan daerah-daerah lain di Indonesia.
Pemerintah daerah, TNI, serta pihak sekolah terus berupaya mengatasi tantangan yang ada
termasuk memperluas jaringan dapur umum dan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Jika target nasional tercapai, program MBG akan menjadi salah satu program sosial terbesar di Indonesia
yang tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa tetapi juga membantu perekonomian lokal serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tertinggal.