Status Tanggap Darurat Banjir-Longsor Cianjur Diperpanjang
Cianjur – Pemerintah Kabupaten Cianjur memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat bencana terkait banjir,
longsor, dan pergerakan tanah. Keputusan ini diambil mengingat dampak bencana yang terus meluas dan kini mencakup 18 kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Wijaya, menyatakan bahwa awalnya status tanggap darurat direncanakan berakhir pada 11 Desember minggu ini.
Namun, karena bencana terus berlanjut dan meluas, Pemerintah Kabupaten Cianjur memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat.
Ya, karena hampir setiap hari hujan deras dan bencana susulan terus terjadi, kami memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat (TDB) hingga 18 Desember 2024,” ujar Asep Wijaya, Senin (9/12/2024).
Menurut Asep Wijaya, saat ini tercatat ada 18 kecamatan yang terdampak bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah.
Awalnya hanya 15 kecamatan, tetapi jumlahnya kini meningkat.
Ada kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah karena hujan deras masih terus terjadi.
Berdasarkan data yang diterima, tercatat 625 rumah rusak, 544 rumah terendam, dan 280 rumah terancam.
Sebanyak 800 warga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka rusak dan terancam.
Awalnya, ada lebih dari 1.000 orang yang mengungsi akibat dampak banjir.
Namun, setelah air surut, sebagian besar telah kembali ke rumah mereka, dan saat ini hanya 800 orang yang masih mengungsi.
Asep juga mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama saat hujan deras, dan terus menjaga kesiagaan di tengah kondisi cuaca yang belum stabil.
Berdasarkan laporan yang masuk, hingga awal pekan ini, total titik bencana yang tercatat di Cianjur semakin bertambah.
Tercatat 4 titik bencana longsor, 6 titik bencana banjir, dan 17 titik pergerakan tanah di berbagai wilayah, terutama yang berada di selatan Cianjur
Kecamatan Tanggeung, dengan 8 titik bencana, menjadi salah satu daerah yang paling terdampak.
Di sana, terjadi pergerakan tanah yang mengakibatkan jalur utama provinsi yang menghubungkan Cianjur ke wilayah selatan terputus.
Tim evakuasi telah bekerja keras untuk menanggulangi dampak tersebut, dan saat ini sedang dalam proses pemulihan.
Sementara itu, intensitas hujan yang tak kunjung reda menyebabkan kerusakan infrastruktur penting,
termasuk jalan dan jembatan, serta menggenangi permukiman warga. Sebanyak 625 rumah rusak, 544 rumah terendam, dan sekitar 280 rumah lainnya terancam akibat banjir dan longsor.
Sebagai respons cepat, BPBD Jabar bersama tim evakuasi gabungan terus mendistribusikan
bantuan logistik dan melakukan pendataan lanjutan di lokasi bencana. Pemerintah setempat
juga terus mengimbau masyarakat untuk waspada mengingat kondisi cuaca yang masih rawan bencana