TikTok Catat Emisi Karbon Besar dalam Setahun
Jejak Karbon TikTok Setahun Setara Emisi Sebuah Negara
friesiannews.com – Aplikasi media sosial TikTok dilaporkan menghasilkan jejak karbon tahunan yang hampir menyamai emisi karbon Yunani. Berdasarkan laporan dari Greenly, konsultan akuntansi karbon yang berbasis di Paris, jejak karbon TikTok mencapai sekitar 7,6 juta metrik ton karbon dioksida di wilayah Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
Jumlah ini dinilai lebih tinggi dibandingkan platform media sosial lain, seperti Twitter/X dan Snapchat, di wilayah yang sama. Mengingat pengguna TikTok di tiga negara tersebut hanya mencakup 15% dari total pengguna global, diperkirakan emisi karbon TikTok secara global bisa menyentuh angka 50 juta metrik ton karbon dioksida.
Mengapa Emisi TikTok Lebih Tinggi?
Meski memiliki 1 miliar pengguna aktif, jejak karbon TikTok bahkan melampaui Instagram, platform yang memiliki jumlah pengguna hampir dua kali lipat. Alasannya terletak pada waktu penggunaan aplikasi yang jauh lebih lama.
- Pengguna Instagram: Rata-rata menghabiskan 30,6 menit per hari.
- Pengguna TikTok: Menghabiskan rata-rata 45,5 menit per hari.
Setiap satu menit yang dihabiskan di TikTok, tercatat ada 2,921 gram karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Analisis Greenly menyebut bahwa setiap pengguna TikTok menghasilkan emisi gas rumah kaca setara dengan mengendarai mobil berbahan bakar bensin sejauh 197 kilometer setiap tahunnya.
Faktor Kecanduan dan Konsekuensi Lingkungan
CEO Greenly, Alexis Normand, menyoroti sifat adiktif TikTok sebagai salah satu faktor utama tingginya emisi karbon platform ini. “Kecanduan meningkatkan insentif pengguna untuk menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi, sehingga menambah jejak karbon secara individu,” ungkapnya.
Komitmen TikTok Menuju Netral Karbon 2030
Meskipun angka emisi yang dihasilkan cukup tinggi, TikTok telah berkomitmen untuk menjadi netral karbon pada 2030. Rencana ini dijalankan melalui inisiatif “Project Clover” yang mulai diterapkan sejak 2023.
Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan adalah pembangunan pusat data yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan di Norwegia. Pusat data ini menjadi yang pertama dan sepenuhnya beroperasi dengan 100% energi hijau.
Dengan 50 juta metrik ton karbon dioksida yang diperkirakan dihasilkan secara global, TikTok berada dalam sorotan terkait dampak lingkungan dari platform digital. Meski demikian, langkah menuju netral karbon 2030 diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi jejak karbon di masa mendatang.