Perang Tarif AS-China Memanas, Harga Emas Dunia Menguat 3%

Pada 10 April 2025, dunia kembali diguncang oleh ketegangan perdagangan antara dua raksasa ekonomi global: Amerika Serikat dan Tiongkok. Perang tarif yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir kini kembali memanas, memicu berbagai reaksi di pasar global, termasuk penguatan signifikan pada harga emas. Dalam satu hari perdagangan, harga emas global melonjak hingga 3%, mencerminkan kekhawatiran investor dan meningkatnya permintaan terhadap aset-aset safe haven.

Perang Tarif AS-China Memanas, Harga Emas Dunia Menguat 3%
Perang Tarif AS-China Memanas, Harga Emas Dunia Menguat 3%

Latar Belakang Ketegangan Perdagangan AS-China

Perang Tarif AS-China Memanas, Harga Emas Dunia Menguat 3% Hubungan ekonomi antara AS dan Tiongkok mengalami pasang surut dalam dua dekade terakhir.

Ketegangan memuncak pada tahun 2018 ketika AS, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menerapkan tarif tinggi terhadap berbagai produk impor asal Tiongkok.

Langkah ini dibalas oleh Tiongkok dengan menerapkan tarif balasan pada produk-produk Amerika.

Meski sempat mereda selama pandemi COVID-19, isu perang tarif kembali mencuat setelah kedua negara kembali mengambil langkah-langkah proteksionis.

Pemerintah AS baru-baru ini mengumumkan kebijakan tarif baru yang dikenakan terhadap teknologi dan barang industri asal Tiongkok.

Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi untuk menekan dominasi Tiongkok dalam rantai pasokan global dan mendorong industri dalam negeri AS.

Sebagai balasan, Tiongkok memperluas daftar produk asal AS yang dikenai tarif, termasuk produk pertanian, kendaraan, dan energi.

Dampak Langsung Terhadap Harga Emas

Kondisi pasar yang tidak menentu ini secara langsung memengaruhi harga emas. Emas dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang dicari ketika terjadi gejolak geopolitik dan ekonomi. Lonjakan harga emas sebesar 3% dalam waktu sehari mencerminkan tingginya minat investor terhadap komoditas ini di tengah meningkatnya ketegangan global.

Harga emas spot internasional tercatat naik menjadi USD 2.310 per troy ounce, dari sebelumnya USD 2.240. Sementara itu, emas berjangka di bursa Comex New York ditutup menguat di angka USD 2.320. Penguatan harga ini juga terasa di pasar domestik. Di Indonesia, harga emas batangan milik PT Antam naik sekitar Rp 30.000 per gram, dengan harga jual mencapai Rp 1.230.000 per gram.

Mengapa Emas Menguat Saat Krisis?

Saat ketidakpastian ekonomi meningkat, emas menjadi pilihan utama karena sifatnya yang tidak tergantung pada

kinerja perusahaan atau mata uang. Selain itu, emas tidak memiliki risiko gagal bayar seperti obligasi. Dalam

situasi perang tarif, pasar saham cenderung tertekan, nilai tukar mata uang bergejolak, dan suku bunga bisa mengalami penyesuaian yang tak terduga.

Semua ini membuat investor global beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan nilai.

Kepala analis komoditas dari Global Market Insights menyebutkan bahwa, “Permintaan emas melonjak setiap kali ketegangan antara AS dan Tiongkok meningkat. Investor tidak ingin mengambil risiko tinggi di pasar saham atau mata uang.”

Dampak Perang Tarif bagi Ekonomi Global

Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok tidak hanya berdampak pada kedua negara tersebut, tetapi juga memiliki konsekuensi luas bagi ekonomi global. Beberapa dampaknya antara lain:

  1. Penurunan Volume Perdagangan Internasional
    Tarif yang tinggi membuat produk menjadi lebih mahal dan daya saing menurun, sehingga terjadi penurunan arus perdagangan.
  2. Kenaikan Harga Konsumen
    Barang impor yang lebih mahal akan meningkatkan biaya produksi dan harga barang konsumsi.
  3. Gangguan Rantai Pasok
    Banyak perusahaan global yang menggantungkan pasokan bahan baku dari Tiongkok atau AS. Ketegangan tarif dapat memaksa mereka untuk mencari alternatif lain yang lebih mahal atau kurang efisien.
  4. Pelemahan Pasar Saham
    Kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi membuat investor menarik diri dari pasar saham dan memindahkan dananya ke aset yang lebih aman seperti emas atau obligasi negara.

Baca juga:ASPAKI Desak Pemerintah Bersikap Tegas Terhadap Kebijakan Tarif AS

Reaksi Investor dan Strategi yang Diterapkan

Kenaikan harga emas di tengah ketegangan geopolitik menuntut investor untuk merespons dengan bijak. Beberapa strategi yang kini banyak diterapkan antara lain:

  • Diversifikasi Portofolio: Tidak hanya mengandalkan saham atau obligasi, investor mulai melirik emas, reksadana pasar uang, dan aset digital sebagai diversifikasi.
  • Safe-Haven Allocation: Investor institusional menambah proporsi emas dalam portofolio mereka untuk mengimbangi risiko geopolitik.
  • Pembelian Bertahap (Averaging): Dalam kondisi harga naik, beberapa investor memilih untuk membeli emas secara bertahap guna mengurangi risiko beli di harga puncak.

Prospek Harga Emas ke Depan

Analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi jika ketegangan antara AS dan Tiongkok terus meningkat.

Selain itu, kebijakan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) dan inflasi global juga menjadi faktor penentu utama arah harga emas ke depan.

Jika The Fed menahan atau menurunkan suku bunga, maka peluang emas untuk naik semakin besar.

Sebaliknya, jika suku bunga dinaikkan secara agresif, bisa jadi akan menekan harga emas dalam jangka pendek.

Namun, selama ketegangan geopolitik belum mereda, permintaan terhadap emas diprediksi tetap kuat.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas sebesar 3% dalam sehari menjadi indikator penting bahwa ketegangan geopolitik, khususnya perang tarif antara AS dan Tiongkok, sangat memengaruhi sentimen pasar.

Lonjakan ini menunjukkan bahwa emas masih menjadi aset paling dicari dalam kondisi penuh ketidakpastian.

Bagi investor dan masyarakat umum, fenomena ini bisa menjadi momentum penting untuk mempertimbangkan kembali peran emas dalam strategi keuangan mereka.

Di sisi lain, pemerintah dan pelaku industri perlu mewaspadai dampak lanjutan dari perang tarif ini terhadap pertumbuhan ekonomi dan kestabilan harga.

Jika ketegangan terus meningkat tanpa ada penyelesaian diplomatik, maka bukan tidak mungkin harga emas akan mencetak rekor baru di masa mendatang.

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *