Adik yang Bunuh Kakak Gegara Warisan di Tangsel Residivis Judi
Kasus tragis yang melibatkan seorang adik yang membunuh kakaknya gegara masalah warisan terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel)
Kasus ini mengungkapkan konflik keluarga yang berujung pada tindakan kejam, di mana pertikaian atas pembagian warisan menjadi pemicu bagi adik untuk menghilangkan nyawa kakaknya
Menariknya, pelaku yang berinisial HR ternyata merupakan residivis judi yang sebelumnya pernah terlibat dalam tindakan kriminal serupa
Kasus ini menjadi perhatian publik, tidak hanya karena kejamnya tindakan yang dilakukan, tetapi juga karena latar belakang pelaku yang berulang kali terjerat hukum

Artikel ini akan membahas kronologi kejadian, latar belakang pelaku, serta dampak sosial yang ditimbulkan dari insiden ini.
Adik yang Bunuh Kakak Gegara Warisan di Tangsel Residivis Judi
Peristiwa ini terjadi pada pertengahan Juni 2025 di sebuah perumahan di Tangerang Selatan, tepatnya di Kelurahan Pondok Aren.
Bermula dari sengketa warisan yang tidak kunjung mencapai kesepakatan, pertikaian antara HR dan kakaknya, AS, semakin memanas.
Menurut keterangan yang diperoleh dari kepolisian, perselisihan tersebut berakar dari masalah pembagian aset peninggalan orang tua mereka yang menurut HR tidak adil.
Pada malam kejadian, HR mendatangi rumah kakaknya, AS, untuk berbicara lebih lanjut mengenai warisan tersebut.
Namun, ketegangan semakin meningkat dan menjadi perdebatan yang keras. Dalam keadaan emosional yang memuncak
HR tiba-tiba mengambil tindakan nekat dengan menggunakan senjata tajam yang ada di rumahnya untuk menikam kakaknya hingga tewas.
Setelah membunuh kakaknya, HR segera melarikan diri dari lokasi kejadian dan bersembunyi di sebuah rumah kosong di daerah lain.
Namun, berkat laporan saksi dan bukti yang ditemukan di tempat kejadian, polisi segera melakukan pengejaran dan berhasil menangkap HR dalam waktu kurang dari 24 jam.
Latar Belakang Pelaku: Residivis Judi
Pelaku, HR, yang kini berusia 35 tahun, memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Sebelum kasus pembunuhan ini, HR pernah dihukum karena kasus perjudian pada tahun 2018 dan 2020.
Ia telah menjalani hukuman penjara atas keterlibatannya dalam sindikat perjudian ilegal, namun hanya menjalani hukuman singkat dan keluar setelah menjalani sebagian masa hukumannya.
Keberadaan HR dalam dunia perjudian juga diketahui berperan dalam merusak hubungan keluarga, dengan kekalahannya dalam
berjudi yang membuatnya terlibat dalam masalah keuangan yang terus memburuk.
Menurut keterangan yang diperoleh dari teman-teman dan keluarga dekatnya
HR memang sering kali terjerat dalam masalah uang, dan ini semakin memperburuk hubungannya dengan keluarga. Bahkan
salah satu sumber mengungkapkan bahwa, setelah bebas dari penjara, HR kembali terlibat dalam perjudian dan membuat utang yang besar
yang akhirnya menyebabkan perasaan frustasi dan kemarahan yang menumpuk.
Perselisihan Warisan: Pemicu Tindakan Kekerasan
Pembunuhan yang dilakukan oleh HR tidak hanya dipengaruhi oleh masalah utang judi, tetapi juga oleh ketegangan dalam keluarga terkait warisan orang tua mereka.
AS, kakaknya, dianggap oleh HR telah memperoleh bagian warisan yang lebih banyak, sementara HR merasa bahwa haknya tidak dihargai.
Meskipun warisan tersebut awalnya dibagi secara adil oleh orang tua mereka, ketegangan meningkat seiring berjalannya waktu
khususnya setelah HR menganggap bahwa pembagian tersebut tidak memadai bagi dirinya.
Masalah warisan ini semakin memburuk setelah ayah mereka meninggal dunia dan beberapa aset keluarga, termasuk rumah dan tanah
menjadi pokok perdebatan. Dalam kondisi yang penuh dengan tekanan keuangan, yang diperparah oleh kebiasaan berjudi HR
perdebatan tentang warisan menjadi titik puncak yang mendorong HR untuk mengambil tindakan yang tragis tersebut.
Tindak Kejahatan yang Memicu Keprihatinan Sosial
Kasus pembunuhan ini memunculkan keprihatinan luas dari masyarakat, terutama terkait dengan pengaruh perjudian dalam kehidupan seseorang.
Banyak pihak yang menilai bahwa ketergantungan terhadap perjudian bisa mengarah pada
pengambilan keputusan yang rasional yang akhirnya berujung pada tindakan kriminal, seperti yang terjadi dalam kasus ini.
Ketergantungan pada judi bisa menyebabkan individu menjadi mudah frustrasi, kehilangan kendali atas emosi, dan bahkan melakukan tindakan kekerasan.
Selain itu, kasus ini juga membuka wacana tentang perlunya penanganan lebih lanjut terhadap residivis.
Terlepas dari niat baik pemerintah dalam memberikan kesempatan kedua bagi narapidana yang telah menjalani hukuman
penting untuk memastikan bahwa para mantan narapidana memiliki program rehabilitasi yang dapat membantu mereka menghindari kejahatan berulang.
Kasus HR yang kembali melakukan tindakan kriminal setelah dibebaskan dari penjara menandakan adanya kekurangan dalam sistem pembinaan dan reintegrasi mantan narapidana ke dalam masyarakat.
Proses Hukum dan Tanggapan Masyarakat
Setelah berhasil ditangkap, HR kini dijerat dengan pasal pembunuhan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, pembunuhan dengan sengaja dan perencanaan
sebelumnya dapat dikenakan hukuman pidana yang berat, termasuk hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.
Kasus ini pun akan diusut lebih lanjut oleh pihak kepolisian, dan HR akan menghadapi persidangan di pengadilan.
Di sisi lain, masyarakat memberikan tanggapan yang beragam. Banyak yang merasa kecewa dan prihatin dengan
adanya tindakan kekerasan yang berawal dari masalah warisan apalagi melibatkan anggota keluarga sendiri.
Banyak yang mendesak agar pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap perjudian ilegal dan memberikan lebih banyak perhatian kepada keluarga-keluarga yang rentan terhadap masalah sosial semacam ini.
Baca juga:Bank DKI Sudah Kantongi Restu IPO dari RUPS, Ternyata Belum Konsultasi dengan OJK?
Kesimpulan: Pembelajaran dan Peningkatan Kesadaran
Kasus pembunuhan yang melibatkan seorang adik yang membunuh kakaknya gegara warisan ini bukan hanya mengguncang
tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan terhadap masalah sosial yang bisa berkembang menjadi tindakan kriminal.
Penting bagi kita untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya ketergantungan pada judi, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan masalah keluarga yang bisa merugikan semua pihak.
Selain itu, kejahatan yang dilakukan oleh seorang residivis juga menyoroti perlunya sistem rehabilitasi yang lebih efektif bagi
mantan narapidana, khususnya dalam mencegah mereka kembali terjerat dalam perilaku kriminal. Pemerintah dan masyarakat
perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi setiap individu, serta memastikan keadilan ditegakkan tanpa mengabaikan faktor penyebab yang lebih dalam.