Site icon FRIESIANEWS | Menyediakan Kabar Terkini Di Indonesia

Orang Tewas Akibat Banjir di Guizhou China

Orang Tewas Akibat Banjir di Guizhou China

Orang Tewas Akibat Banjir di Guizhou China

Orang Tewas Akibat Banjir di Guizhou China

Bencana banjir kembali melanda wilayah Tiongkok, kali ini menimpa Provinsi Guizhou, yang terletak di bagian barat daya negara tersebut.

Akibat hujan deras yang mengguyur secara terus-menerus selama beberapa hari terakhir

beberapa kawasan di provinsi tersebut mengalami banjir parah, merendam pemukiman, menghancurkan infrastruktur, dan memakan korban jiwa.

Otoritas setempat mengonfirmasi bahwa sejumlah orang dilaporkan tewas, sementara puluhan lainnya

mengalami luka-luka dan ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan darurat.

Pemerintah pusat telah mengerahkan tim tanggap darurat untuk membantu evakuasi dan penanggulangan bencana di daerah terdampak.


Orang Tewas Akibat Banjir di Guizhou China

Banjir di Provinsi Guizhou mulai terjadi pada awal pekan ini, dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mencapai lebih

dari 100 mm dalam waktu 24 jam di beberapa wilayah, termasuk kota-kota besar seperti Zunyi dan Bijie.

Aliran sungai utama di provinsi tersebut meluap, menyebabkan air menggenangi jalan raya, merobohkan rumah-rumah warga

serta memutus akses transportasi dan listrik di berbagai desa.

Menurut Badan Meteorologi Tiongkok, pola hujan deras ini merupakan bagian dari fenomena cuaca

musiman yang biasanya terjadi pada musim panas, namun intensitasnya kali ini jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah daerah segera mengeluarkan peringatan darurat banjir level tinggi dan menghimbau warga

yang tinggal di sekitar bantaran sungai serta wilayah perbukitan untuk segera mengungsi.


Dampak dan Korban Jiwa

Data sementara yang dirilis oleh otoritas Guizhou menunjukkan bahwa sedikitnya 9 orang meninggal dunia

sebagian besar akibat terjebak di rumah saat banjir datang mendadak, sementara beberapa lainnya hanyut terbawa arus saat mencoba menyelamatkan diri.

Selain itu, lebih dari 30 orang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.

Tim medis darurat telah dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama dan membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Banjir juga mengakibatkan lebih dari 15.000 warga mengungsi, dengan puluhan sekolah dan fasilitas umum terpaksa ditutup sementara.

Beberapa jembatan dilaporkan runtuh, dan jalan raya utama yang menghubungkan Guizhou dengan provinsi lain mengalami kerusakan parah.


Upaya Penanganan oleh Pemerintah dan Relawan

Pemerintah Provinsi Guizhou bekerja sama dengan tentara, pemadam kebakaran, dan relawan lokal

untuk melakukan evakuasi serta distribusi bantuan logistik seperti makanan, selimut, dan obat-obatan.

Tim penyelamat menggunakan perahu karet dan kendaraan amfibi untuk mencapai daerah yang sulit diakses.

Perdana Menteri Tiongkok juga telah menginstruksikan kementerian terkait untuk mengutamakan

keselamatan warga, mempercepat evakuasi, dan menyalurkan bantuan secepat mungkin.

Di samping itu, upaya untuk memperbaiki infrastruktur penting seperti jalan dan jaringan listrik sedang dipercepat.


Ancaman Lanjutan dan Cuaca Ekstrem

Otoritas meteorologi memperingatkan bahwa hujan lebat kemungkinan besar masih akan berlanjut

dalam beberapa hari ke depan, khususnya di wilayah perbukitan Guizhou yang rawan longsor susulan dan banjir bandang.

Oleh karena itu, pemerintah meminta warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

Beberapa ahli lingkungan menilai bahwa meningkatnya intensitas cuaca ekstrem di Tiongkok dalam beberapa

tahun terakhir merupakan dampak dari perubahan iklim global, yang memicu ketidakseimbangan musim serta memperparah frekuensi bencana alam.

Baca juga: Al Haris Sampaikan Isu Karhutla dan Bencana Alam di BNPB-Butuh Bantuan Pusat


Penutup

Banjir besar yang melanda Provinsi Guizhou menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam

khususnya di wilayah dengan topografi pegunungan dan sungai besar. Pemerintah Tiongkok kini berfokus pada penanganan

korban, pemulihan infrastruktur, serta upaya mitigasi risiko jangka panjang.

Sementara itu, solidaritas warga dan kecepatan tim tanggap darurat menjadi penentu dalam menyelamatkan lebih banyak nyawa di tengah bencana yang terus berlangsung.

Exit mobile version