Fenomena Rojali Mau Belanja Kalau Ada Diskon Doang
Fenomena “Rojali” merupakan istilah populer di media sosial yang merupakan akronim dari “Rombongan Jajan Lagi-lagi Diskon”.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kebiasaan masyarakat yang hanya tertarik belanja saat ada diskon, promo, atau potongan harga tertentu.
Rojali bukan hanya sekadar lelucon atau meme, tapi juga cerminan nyata dari perilaku konsumen modern yang semakin selektif dan sadar harga.
Dalam banyak kasus, orang-orang yang termasuk kategori “Rojali” cenderung menunda pembelian barang sampai ada program promo.
Hal ini sering terlihat saat momen-momen seperti Harbolnas, 11.11, 12.12, payday sale, atau flash sale dari marketplace.
Fenomena Rojali Mau Belanja Kalau Ada Diskon Doang
Ada beberapa alasan mengapa fenomena Rojali menjadi tren di masyarakat, khususnya generasi muda:
-
Banjir Promo di E-Commerce
Platform belanja online bersaing menawarkan diskon besar-besaran hampir setiap bulan. Hal ini membentuk kebiasaan konsumen untuk hanya berbelanja saat ada promo. -
Meningkatnya Kesadaran Finansial
Banyak anak muda mulai sadar pentingnya mengatur keuangan dan tidak ingin boros. Mereka hanya belanja saat merasa mendapatkan “value for money”. -
Budaya FOMO dan Sosial Media
Informasi tentang promo mudah tersebar lewat media sosial. Orang takut ketinggalan diskon, sehingga hanya tergoda belanja saat banyak orang juga melakukannya. -
Tren Hemat dan Minimalisme
Gaya hidup hemat dan anti konsumtif mulai populer. Konsumen tidak lagi asal belanja, tapi lebih selektif berdasarkan kebutuhan dan momen yang tepat.
Dampak Positif dari Fenomena Rojali
Meski terkesan lucu dan konsumtif, fenomena Rojali punya sisi positif yang patut diperhatikan:
-
Mendorong Perilaku Belanja Cerdas
Konsumen belajar membandingkan harga, mencari promo terbaik, dan menunda belanja sampai momen yang lebih menguntungkan. -
Mengurangi Impulsif Buying
Dengan hanya belanja saat ada diskon, konsumen cenderung berpikir dua kali sebelum membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. -
Menumbuhkan Inovasi di Dunia Ritel
Perusahaan dan e-commerce harus lebih kreatif dalam menarik perhatian konsumen, misalnya lewat bundling, cashback, atau gratis ongkir.
Tantangan Bagi Pelaku Usaha
Fenomena Rojali juga memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis, khususnya UMKM dan retailer:
-
Margin Keuntungan Menyusut
Konsumen menunggu diskon, sehingga produsen atau seller harus sering memberikan potongan harga yang bisa menekan keuntungan. -
Ketergantungan Promo
Jika terlalu sering memberi diskon, konsumen bisa terbiasa dan enggan membeli produk di harga normal. -
Persaingan Semakin Ketat
Para penjual harus berlomba-lomba memberikan promo terbaik untuk bisa bersaing, yang kadang tidak sehat secara bisnis jangka panjang.
Tips Belanja Bijak ala Rojali
Untuk kamu yang merasa relate dengan gaya belanja ala Rojali, berikut beberapa tips agar tetap bijak:
-
Buat daftar belanja dan anggaran bulanan.
-
Manfaatkan aplikasi pembanding harga atau diskon.
-
Tetapkan batas belanja saat ada promo.
-
Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan.
-
Cek reputasi penjual dan baca ulasan sebelum checkout.
Dengan strategi ini, kamu bisa tetap hemat tanpa terjebak belanja impulsif saat ada diskon besar-besaran.
Kesimpulan: Rojali, Simbol Konsumen Modern
Fenomena Rojali bukan hanya sekadar istilah lucu di internet, tapi menjadi cerminan nyata dari konsumen yang semakin cerdas, selektif, dan sadar harga.
Di tengah gempuran promosi dan diskon dari e-commerce, konsumen masa kini tahu cara memanfaatkan momen terbaik untuk belanja hemat.
Bagi pelaku usaha, memahami pola belanja Rojali bisa menjadi kunci untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat sasaran.
Sementara bagi konsumen, jadi “Rojali” sah-sah saja — asal tetap bijak dan tidak boros.
Baca juga: 2 Petinggi PT BR Jadi Tersangka Kasus Kayu Ilegal di Ketapang Kalbar